NEWS AND TIPS

| General
E-Commerce Akan jadi Channel Ritel Terbesar Mulai 2021

E-Commerce Akan jadi Channel Ritel Terbesar Mulai 2021

Firma riset pemasaran Euromonitor memperkirakan e-commerce akan menjadi channel ritel terbesar mulai tahun 2021. Berdasarkan 30 channel yang diriset dan dengan share pembukuan transaksi sebesar 16%, e-commerce juga dinilai akan mendorong pertumbuhan pasar retail global hingga 60% pada tahun-tahun mendatang. Pertumbuhan ini adalah akibat langsung akselerasi mobile commerce, atau transaksi jual beli online lewat smartphone, yang memuncak pada tahun 2019 dan memicu persaingan baru antara perusahaan-perusahaan retail non tradisional.

"Lebih dari separuh dunia sekarang terhubung ke internet (lewat smartphone), dan e-commerce telah menjadi channel penting di dunia ritel. Faktanya e-commerce akan menjadi salah satu channel ritel terbesar pada tahun depan," kata Michelle Grant, kepala divisi retail, Euromonitor. 

“Namun begitu,” Grant mengingatkan, “Kecepatan revolusi digital di seluruh dunia tak sama, demikian pula aktifitas mobile commerce. Para retailer perlu benar-benar menyadari lanskap ritel mereka dan mempersiapkan rencana ekspansi yang tepat.”

Riset Euromonitor memang memperlihatkan pertumbuhan pesat e-commerce secara global dengan tingkat penetrasi yang berbeda. Amerika Utara dan Asia Pasifik saat ini menjadi dua wilayah yang membukukan transaksi belanja online terbesar di dunia. 

Dua pertiga pembeli online berusia di bawah 44 tahun dan 70% transaksi mereka dilakukan melalui marketplace. Raksasa e-commerce dunia, termasuk Alibaba, JD.com dan Amazon, berhasil merebut posisi karena melibatkan pihak ketiga sebagai penjual sehingga bisa menawarkan pilihan dan volume barang yang lebih luas dan harga yang lebih kompetitif.  Hal ini pada akhirnya mengundang minat lebih tinggi calon pembeli, dan menjamin pertumbuhan.

Tiga tahun yang lalu, menurut Euromonitor, kebanyakan transaksi online menggunakan komputer desktop dan tablet tapi pada tahun 2019 transaksi e-commerce global lewat smartphone untuk pertama kali mencapai setengah dari total nilai transaksinya. Nilai ini diperkirakan akan mencapai 58% pada tahun 2023 nanti dan mencapai 80% di Asia Pasifik lewat mobile commerce. 

China, yang telah menjadi pemain terdepan mobile commerce, telah mendorong munculnya super App seperti WeChat. Platform seperti WeChat yang dimulai sebagai media sosial dengan fitur pembayaran online, kini telah berkembang menjadi toko serba ada dengan penambahan pasar atau kemitraan e-commerce.

Di sisi lain, penetrasi mobile commerce juga membuat raksasa media sosial tak mau ketinggalan. Facebook Inc, misalnya, telah mengembangkan Instagram Checkout, Facebook Marketplace, dan program pembayaran lewat WhatsApp, di India. Operator dan produsen smartphone juga berupaya membuat mobile commerce lebih mudah dilakukan mereka yang baru saja kenal internet dan miskin literasi digital.

Kemudian, voice commerce, atau transaksi yang menggunakan perintah suara untuk mencari dan membeli produk secara online, menurut Michelle Grand juga akan berperan lebih banyak, Meski hanya diproyeksikan menyumbang sekitar 5 persen dari total penjualan e-commerce pada tahun 2023, tapi voice commerce tetap dianggap akan menambah dampak positif.

“Voice Commerce, Mobile Commerce, Marketplace, semua ini akan semakin mengukuhkan posisi e-commerce sebagai channel retail terbesar pada tahun 2021, dan seterusnya,” pungkas Michelle Grand. 

Sumber:luxurysociety.com

Indonesia adalah negara yang memimpin pertumbuhan e-commerce di Asia tenggara dengan valuasi sebesar USD 12,2 Billion. Sebagai e-commerce enabler, Egogo Hub Indonesia berkomitmen membuat brand atau bisnis online Anda meraih sukses di pasar besar ini, dengan layanan 360 yang meliputi Strategi dan Konsultasi, Digital Marketing, Manajemen Marketplace, CRM, optimasi Konversi dan Warehouse/Fulfilment. Hubungi kami untuk konsultasi gratis.