Prioritas utama tim sales dan marketing adalah mendapatkan prospek. Tapi mengapa mendapatkan prospek di era digital saat ini selalu menjadi tantangan terberat sebagian besar mereka?
Jawabannya membuat konten. Bukan sembarang konten tapi konten yang bisa menarik trafik tinggi dan konsisten. Konten yang harus menyampaikan kepribadian merek dan menarik minat sebanyak mungkin audiens sehingga menghasilkan banyak prospek penjualan.
Membuat konten yang demikian tidak selalu mudah namun enam pedoman berikut, jika dilakukan dengan konsisten, bisa memberikan hasil yang baik:
1. Konten Marketing bukan Iklan
Konten marketing bukan upaya penjualan yang dimanis-maniskan. Konten harus tidak mengganggu. Konten harus bernilai, memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi orang. Seperti yang disampaikan oleh Brian Sutter, Direktur Marketing Wasp Barcode Technologies, pada Forbes:
“Memberi petunjuk akan sebuah solusi, alih-alih berjualan, telah merubah cara pemasaran berkerja. Namun inilah inti konten marketing. Edukasi, jangan berjualan, ini yang membuat konten marketing berbeda dari periklanan.”
2. Hadirkan hanya konten yang relevan dengan audiens Anda.
Setiap pasar punya kebutuhannya sendiri, masalahnya sendiri. Konten generik hanya menawarkan sedikit relevansi dan oleh karena itu Anda harus mencari tahu lebih banyak, lebih unik dari yang umumnya Anda pikirkan agar dapat menemukan dan menghasilkan konten yang benar-benar dibutuhkan oleh audiens Anda.
Tujuan utama konten marketing (utamanya) adalah untuk mengedukasi calon pembeli, mengingatkan mereka akan keahlian dan kelebihan Anda.
Monitor selalu media sosial dan forum-forum terkait industri Anda. Ketahui tren yang sedang terjadi, identifikasi semua masalah umum atau FAQ. Menguasai hal tersebut bisa memberi Anda ide konten yang paling relevan. 82% konsumen suka membaca konten marketing yang relevan.
3. Lengkapi Informasinya
Konten harus menjawab semua hal yang menjadi pertanyaan audiens. Jika semua materi konten Anda hanya filler, bukan atau tak mempunyai hal berharga, Anda tak hanya akan kehilangan pemirsa, tapi juga kredibilitas dan otoritas.
Periksa selalu masalah utama konsumen Anda. Apakah konten Anda telah menjawab semua masalah utama mereka, menghadirkan solusi yang membuat hidup mereka lebih mudah?
Pelajari cara membuat konten yang bisa menyampaikan pesan dengan kuat. Katakan hal-hal yang menginspirasi, memberi informasi dan energi.
4. Tulis dengan sempurna
Jangan bahayakan reputasi Anda. Kualitas penulisan dan produksi konten Anda sama pentingnya dengan pesan yang terkandung di dalamnya. Selalu awas dengan kualitas, terapkan standar tertinggi dari semua upaya kreatif yang Anda lakukan.
Khususnya tulisan: Anda harus selalu menulis dengan singkat padat jelas, tidak bertele-tele. Dan periksa, periksa, periksa kembali sebelum Anda menekan tombol “publish”
Kesalahan ejaan atau tata bahasa sekecil apa pun dapat membuat Anda terlihat ceroboh atau amatir –sangat merusak reputasi Anda.
Seperti yang dikatakan Jeffrey Gitomer, penulis dan trainer bisnis Amerika: “Tata bahasa Anda mencerminkan siapa Anda. Baik atau buruk, kesan yang Anda buat akan melekat. Dan seperti semua kesan, hanya Anda yang bisa mengontrolnya.”
5. Selaraskan dengan Tujuan Bisnis Anda.
Pastikan konten marketing Anda selalu berada pada jalur yang membantu tujuan bisnis Anda. Pastikan Anda tidak membuang-buang waktu, tenaga dan sumber daya karena membuat konten yang tidak sesuai dengan tujuan bisnis.
Buat strategi konten yang melekat dengan tujuan bisnis. Fokus pada semua yang penting dan menghasilkan impak lebih besar tanpa harus kaku pada soalan kreatif.
Hootsuite punya nasehat: “Selalu cari ide-ide hebat untuk konten lalu lihat bagaimana itu dapat disatukan ke tujuan pemasaran. Seringkali itu mungkin hanya masalah menambahkan kalimat CTA yang relevan atau memilih publikasi yang spesifik.”
6. Berikan Bukti
Untuk membantu tujuan bisnis, konten Anda tidak boleh dianggap bias. Penting untuk memastikan pesan konten Anda didukung dengan kutipan, data, dan wawasan yang benar.
Hindari dugaan atau generalisasi tak berdasar. Jika dibutuhkan, dukung konten Anda dengan fakta sahih dan contoh dari dunia nyata. Ini akan mengukuhkan kredibilitas.
Dalam salah satu laporannya, B2B Marketing Report mengatakan kalau studi kasus adalah taktik dan format konten pemasaran yang paling efektif. Masuk akal. Apalagi yang lebih kuat dari pesan yang dikandung sebuah success story?
Sumber: Supareal