NEWS AND TIPS

| General
Wawancara Khusus dengan CEO BARDI Smarthome: Brand Lokal IoT Fenomenal.

Wawancara Khusus dengan CEO BARDI Smarthome: Brand Lokal IoT Fenomenal.

Dua tahun lalu Ryan Maurice Talullah, Andy Tan, Yudi Tukiaty dan Ricki Kurniawan sepakat kalau teknologi smarthome di Indonesia perlu solusi untuk mengatasi biaya implementasi yang sangat tinggi dan rumit. Harus ada terobosan agar teknologi yang bisa membuat hidup lebih mudah ini bisa dinikmati orang banyak. 

Mirip kisah-kisah legendaris dari Sillicon Valley, Bardi kemudian lahir di sebuah garasi di daerah Jakarta Utara. Dan hanya dua tahun berselang, bahkan di luar dugaan Ryan, Andy, Yudi dan Ricki sendiri, Bardi sukses jadi penguasa pasar smarthome Indonesia saat ini.

Bagaimana kisah sukses fenomenal mereka? Apa kuncinya? Pencapaian apa saja yang telah diraih dan apa rencana mereka berikutnya?    

Bertepatan dengan kampanye Egogo Local Pride yang kami adakan di bulan kemerdekaan ini dan sekaligus merayakan ulang tahun Bardi yang ke-2, Ryan Maurice Tallulah, CEO Bardi, menjawab semua pertanyaan di atas lewat kesempatan wawancara khusus kami dengannya pada Jumat, 8 Agustus lalu. 

Harapan kami, wawancara ini bisa menginspirasi brand lokal lain untuk meraih sukses yang sama. Akan ada lebih banyak lagi brand lokal yang mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan membuat harum nama Indonesia. Semoga, selamat membaca.

Egogo: Halo Pak Ryan. Apa Kabar? Selamat Ulang tahun ke-2 untuk Bardi.

Ryan: Halo, halo. Kabar baik. Terima kasih.

Egogo: Bardi baru saja berulang tahun yang kedua, tapi saking fenomenalnya, telah sukses bikin heboh pasar smarthome Indonesia. Banyak orang tentu penasaran bagaimana itu bisa terjadi. Bisa diceritakan dari awal?

Ryan: Fenomenal ya? Haha. Terima kasih. Jadi Bardi didirikan oleh empat orang pada tanggal 5 Agustus tahun 2019.  Ada aku yang ngurusin executives dan visi, ada Andy sebagai CTO yang ngurusin teknologi, lalu ada Yudi sebagai CPSO yang ngurusin Partnership dan Strategic, dan Ricki sebagai Finance dan Legal Controller.

Sekarang aku fokus mengendalikan arah perusahan dan menerapkannya ke dalam eksekusi sehari-hari. Tapi dalam waktu dekat, akan ada CEO baru dan aku akan fulltime jadi Chief Accounting dan Visionary Officer. Kerjanya ngeliatin pembukuan dan memikirkan masa depan perusahaan. Jadi akan lebih banyak bengongnya, Haha.

Egogo: Jabatan unik ya, Pak. Haha. Oke, masih soal sejarah Bardi. Kapan Bardi mulai masuk pasar, siapa yang menginspirasi.

Ryan: Jadi aku dan Ricki sebelumnya adalah partner kerja cukup lama. Lalu kita ajak Andy dan Yudi yang juga partner kerja saya dan Ricki di Next Digital, sebuah perusahaan digital agency. Aku dan Andy juga telah kenal waktu dulu kuliah di Sydney. Kita berempat kemudian duduk bareng dalam rangka ingin membuka bisnis baru di kategori produk dan layanan smarthome. Kami ingin memberi solusi baru, perubahan di pasar smarthome Indonesia. Alasannya, saat itu mayoritas instalasi produk smarthome masih membutuhkan biaya sangat ekstrim tinggi dan proses pemasangan yang rumit. Kami ingin merubahnya dengan menghadirkan produk smarthome DIY, produk smarthome yang setelah dibeli bisa dipasang sendiri, cukup plug and play. Dan lahirlah Bardi. 

Egogo: Kita tahu waktu itu produk smarthome masih asing di telinga masyarakat Indonesia, tapi Pak Ryan justru berani berinvestasi. Apa yang membuat Pak Ryan yakin kalau produk-produk ini bisa terjual?

Ryan: Betul. Pengetahuan masyarakat masih sangat minim. Tapi bagi kita itu justru peluang. Kita punya keyakinan hal itu bisa diatasi dengan komunikasi kreatif yang kuat lewat iklan atau sosial media. Komunikasi kreatif yang kuat akan jadi ujung tombak yang menempatkan kita menjadi yang pertama dalam ingatan konsumen. Di sisi lain, tujuan kita juga tidak hanya pasar dalam negeri. Kita ingin Bardi menjadi perusahaan ekspor. Walau pabrikasinya belum 100% di Indonesia, anggap 70 persen masih di China, tapi kita ingin bisa mengisi pasar negara lain dengan kekuatan komunikasi kreatif hasil kerja anak bangsa sendiri.  Hasilnya, saat ini pabrikan kita di China telah bisa langsung mengekspor produk-produk Bardi ke Singapura, Malaysia, dan beberapa negara lain. Bardi terbukti bisa terjual dengan baik. 

Egogo: Bardi terbukti bisa terjual dengan baik. Bahkan booming. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang produk smarthome, yang sejatinya adalah tantangan besar, ternyata berhasil dibalikkan menjadi peluang, dan sukses. Jadi kalau begitu apa ada yang dianggap sebagai tantangan? Apa tantangan terbesar Bardi sebelum sampai di posisi sekarang? 

Ryan: Segala sesuatu yang bukan menjadi titik fokus Bardi adalah tantangan. Titik fokus kita adalah menghadirkan produk-produk smarthome terseleksi, produk-produk yang memang jadi kebutuhan masyarakat lalu mengkomunikasikannya sekreatif dan seluas mungkin. Semua yang di luar itu adalah tantangan. Contohnya dari sisi teknologi. Untuk bisa keep up dengan teknologi kita masih harus mengandalkan Tuya Smart, leading IOT platform di dunia saat ini. Semua produk Bardi masih powered by Tuya Smart. Selain itu, kita masih punya kendala dari sisi warehousing, fullfilment center, CRM dan sebagainya terkait e-commerce yang sejak awal kami coba atasi dengan bekerja sama dengan Egogo Indonesia. Hal lain, kita masih ingin menjawab semua kebutuhan dan melayani semua konsumen Bardi dengan lebih baik.

Egogo: Baik. Lantas, dua tahun Bardi berjalan mengatasi tantangan-tantangan tadi, apa pencapaian terbesar Bardi saat ini? Apa yang bisa membuat Bapak bangga?

Ryan: Yang paling membuat saya bangga adalah ketika melihat pekerja di Bardi bisa lebih baik secara ekonomi. Misal, jadi ga susah bayar kontrakan atau bisa menempati yang lebih baik. Di masa pandemi Covid sekarang, mereka ga ada yang kekurangan. Kalau pencapaian, boleh dibilang ketika kita berhasil menggapai semua milestone yang kita susun. Misal, dari sisi product range. Dari yang awalnya kita cuma punya smartlamp, smartplug dan IR remote, sekarang kita telah punya empat puluh sekian produk. Semuanya telah punya sertifikasi Postel dan mulai diproduksi dalam negeri mengikuti standar SNI. Lalu dari sisi helpdesk. Jam operasi helpdesk kita yang awalnya cuma dari jam delapan pagi sampai jam sepuluh malam, sekarang telah 24 jam Senin sampai Minggu. Dari sisi kunjungan teknisi yang tadinya cuma ada di Jakarta, sekarang ada Bardi Home Care di 34 kota dan terus bertambah. Atas bantuan dari Egogo kita juga pernah dapat award dari Shopee dan JD.ID sebagai penjual terbaik sewaktu 12/12 lalu. Empat bulan yang lalu kita telah mulai ekspor dengan nilai transaksi yang terus meningkat. Yang lain, kita saat ini adalah satu-satunya brand lokal di kawasan South Esia Asia yang mendapat Work with Google Certification. 

Egogo: Geser sedikit. Kenapa pakai nama Bardi? Apa arti Bardi? 

Ryan: Tidak punya arti khusus. Kami hanya ingin sebuah nama yang gampang diingat, akrab di telinga orang Indonesia dan sekaligus punya unsur global. Nama Bardi dalam konteks ini terasa benar. Di media sosial tak sekali dua kali pembeli bercanda dengan menyamakan nama merek ini dengan nama Pak RT atau nama paman mereka. Artinya nama Bardi terbukti bisa terasa global sekaligus sangat Indonesia. Nama dengan unsur global yang sekaligus bisa mempertegas identitas Indonesia. Dan mudah-mudahan nama yang juga bisa memperkokoh identitas keindonesiaan merek Bardi di pasar ekspor kami nanti. 

Egogo: Kembali ke produk Bardi. Setelah dua tahun berjalan, sejauh mana distribusi penjualan Bardi saat ini? Di mana saja orang-orang yang ingin membeli Bardi bisa mendapatkannya? 

Ryan: Saat ini Bardi telah hadir secara offline di 34 kota. Setelah PPKM berakhir kita punya rencana untuk pameran dari mall ke mall di seluruh Indonesia agar orang yang belum mengenal Bardi bisa mengalami langsung pengalaman menggunakan produknya sebelum membeli. Bardi juga bisa dibeli di seluruh platform e-commerce Indonesia, dan juga Tiktok Shop. 

Egogo: Kita tahu Bardi punya beberapa kategori produk Smart Security, Smart Lighting, Smart Living, Smart Electrical, hingga Smart Pets. Dengan sekian sebanyak channel penjualan tadi, produk apa yang paling laku? 

Ryan: Dari sisi kuantiti, lampu atau smartlamp. Mungkin karena satu kamar saja bisa butuh tiga atau empat lampu. Dari sisi kontribusi omset terbesar: IP Camera.

Egogo: Setelah semua pencapaian saat ini, apa rencana Bardi kedepannya?

Ryan: Memasuki tahun ketiga ini kami akan mempergencar produksi di dalam negeri. Saat ini yang kita produksi di dalam negeri baru lampu dan breaker. Kami ingin meningkatkan kapasitas dan kapabilitas produksi terutama untuk memenuhi variasi spesifikasi breaker yang dibutuhkan pasar ekspor. Mohon doanya.

Egogo: Amin. Pertanyaan berikut ini lebih karena rasa penasaran kami pribadi. Kenapa Bardi memilih Egogo sebagai mitra e-commerce enabler? 

Ryan: Karena pelayanan Egogo yang lebih baik. Kita telah shoping around ke berbagai enabler lain. Kita tekankan bahwa Bardi sangat mengutamakan customer experience. Sebelumnya kami telah menetapkan standar layanan yang kami mau. Misal, customer yang bertanya harus dijawab dalam sekian menit, barang yang dibeli harus dikirim dalam sekian jam, dan sebagainya. Kita minta itu untuk dilanjutkan dan hasilnya, ada enabler yang mundur, ada yang menganggap kami cukup gila.

Hanya Egogo yang ternyata segila kita dalam melayani konsumen. Egogo ternyata sama gilanya dan mampu memenuhi standar kita. Jadi sebenarnya no choice juga. Mau ga mau harus Egogo enablernya. Haha.

Egogo:  Haha. Terima kasih, Pak. Kita tiba di pertanyaan penutup. Apa yang bisa Bapak sampaikan pada banyak teman-teman pengusaha lokal di luar sana yang masih berjuang untuk mencapai prestasi seperti Bardi?

Ryan: Kita tak bisa melakukan semua hal seorang diri. Packing sendiri, jawab pertanyaan customer sendiri, semua dipikirkan dan dilakukan sendiri. Melakukan itu buruk untuk bisnis karena kita tak akan punya waktu dan energi yang cukup lagi untuk mendengarkan konsumen kita. Apa yang mereka mau, apa yang mereka butuhkan sehingga mereka bisa mendapat layanan lebih baik dan selalu tepat.

Tetapkan dan praktekan standar layanan yang kita mau lalu leverage semuanya lewat partnership, sekecil apapun skala usaha kita. Partnership Bardi dan Egogo juga dimulai saat skala Bardi masih sangat kecil.

Egogo:  Sangat menginspirasi. Mudah-mudahan semua teman-teman pengusaha pemilik brand lokal di luar sana bisa mengambil manfaat dari perbincangan ini. Terima kasih banyak, Pak Ryan. Sukses terus untuk Bardi.

Ryan: Sama-sama. Terima kasih untuk semua.